Minggu, 09 November 2008

Bunda - Potret

Kubuka album biru
Penuh debu dan usang
Kupandangi seragam berdiri
Kecil bersih belum ternoda

Pikirku pun melayang
Dahulu penuh kasih
Teringat semua cerita orang
Tentang riwayatku

Kata mereka diriku s'lalu dimanja
Kata mereka diriku s'lalu ditimang

Nada-nada yang indah
S'lalu terurai darimu
Tangisan nakal bibirku
Tak 'kan jadi deritamu

Tangan halus dan suci
T'lah menangkap tubuh ini
Jiwa raga dan seluruh hidup
Rela dia berikan

Kata mereka diriku s'lalu dimanja
Kata mereka diriku s'lalu ditimang

Oh Bunda ada dan tiada
Dirimu 'kan selalu ada di dalam hatiku

Pikirku pun melayang
Dahulu penuh kasih
Teringat semua cerita orang
Tentang riwayatku

Kata mereka diriku s'lalu dimanja
Kata mereka diriku s'lalu ditimang

Oh Bunda ada dan tiada
Dirimu 'kan selalu ada di dalam hatiku...

Sabtu, 01 November 2008

Ayah - I Don't Know

Dimana akan kucari
Aku menangis seorang diri
Hatiku selalu ingin bertemu
Untukmu aku bernyanyi

Untuk Ayah tercinta
Aku ingin bernyanyi
Walau air mata dipipiku
Ayah dengarkanlah
Aku ingin berjumpa
Walau hanya dalam mimpi

Lihatlah hari berganti
Namun tiada seindah dulu
Datanglah aku ingin bertemu
Denganmu aku bernyanyi

Minggu, 07 September 2008

Nowhere End - The S.I.G.I.T

Now where End

I hope we could be allright again
Smoke and laugh at my cigarrate brand
I hope we could drive nowhere end
Listen to yours and my favourite band

I don’t have to tell you what I’m feeling
Don’t need to know... for whom your feeling is
I just really want to see your face again
And... those smile I’ve seen when you’re crying

And when we drink together
I will hold my thirst
Will hold my lust to get higher
And when we drink together
Will hold my thirst
So I could drive you home first...

Minggu, 03 Agustus 2008

Tunggu Aku Di Jakarta - Sheila on 7

Masih saja kuteringat kata iringi kau pergi

Jadikan sore itu satu janji

Kau akan kembali untukku, serta untuk diriku

Mengingatku walau aku jauh

Akupun sempat janjikan, kukayuh semua mimpiku

Kulabuh tepat di kotamu…

Dan kaupun s’lalu janjikan kau ‘kan menungguku datang

Bersatu kembali seperti dulu

Dan bila akupun rindu pada nyamannya kecupmu

Pada indahnya tawamu

Kudendangkan dengan gitar lagu-lagu kesayangan

Sambil kuingat indah wajahmu


Oo… oo… ooo… 2x


Reff.

Tunggulah aku di Jakartamu

Tempat labuhan semua mimpiku

Tunggulah aku di kota itu

Tempat labuhan semua mimpiku

Minggu, 20 Juli 2008

I Don't Love You

Well when you go
Don’t ever think I’ll make you try to stay
And maybe when you get back
I’ll be off to find another way

When after all this time that you still owe
You’re still, the good-for-nothing I don’t know
So take your gloves and get out
Better get out
While you can

When you go
Would you even turn to say
“I don’t love you
Like I did
Yesterday”

Sometimes I cry so hard from pleading
So sick and tired of all the needless beating
But baby when they knock you
Down and out
It’s where you oughta stay

And after all the blood that you still owe
Another dollar’s just another blow

So fix your eyes and get up
Better get up
While you can
Whoa, whooa

When you go
Would you even turn to say
“I don’t love you
Like I did
Yesterday”

Well come on, come on

When you go
Would you have the guts to say
“I don’t love you
Like I loved you
Yesterday”

I don’t love you
Like I loved you
Yesterday

I don’t love you
Like I loved you
Yesterday


Judul : I Don't Love You
Artis : MCR

Sabtu, 05 Juli 2008

Asertif

Kasian banget nasib si Jomjom (sebut aja namanya gitu), seorang atlet tinju yang sangat mencintai pekerjaanya. Tiap hari selalu berlatih dan berlatih untuk satu tujuan, memenagkan kejuaraan tinju antar kampung (sebut juga begitu, gak usah tinggi2). Merupakan suatu kebanggan baginya bisa mewakili kampungnya dalam turnamen yang paling bergengsi. Dia gak nyia2in kepercayaan yang dah dikasih orang2 dengan memenangkan tiap pertandingan hingga akhirnya dia sampe di babak final.

Ini yang udah lama dia impiin, menjadi juara tinggal selangkah lagi, tapi kayak kesamber panas dihari yang mendung, dia langsung gak berdaya pas dia tau lawan yang akan dihadapinya di partai final nanti. Bukan karena lawannya itu serem, gede, besar, kuat, kejem ato apalah (ntar kalo gw tulisin semua, lw ketakutan lagih) lebih memprihatinkan dari itu, ternyata dia dapet lawan Wangwang yang merupakan sahabat karib dia waktu sekolah dulu. Gak berdaya…

Baginya, nusuk aja gak berani apalagi kalo harus sampe adu jotos (kayaknya kurang enak perumpamaannya). Baginya, ngelitikin si Wangwang aja gak sanggup apalagi kalo harus tanding di ring tinju, man to man (keterlaluan nih perumpamaannya). Dia dihadapi dengan suatu dilema. Dilema yang benar2 dilema, merah merekah (eh, ntu mah delima yeuh). Serba salah, berbagai macem solusi coba dia pikirin, tapi kayaknya memang gak ada solusi. Apa dia ngundurin diri aja, gak dateng pas final? Kalopun dia dateng, dia cuma dateng buat kalah, gak lebih dari itu dan dia juga gak berani mikir lebih dari itu. Merelakan gelar juara yang dah lama diimpiin. Trus buat apa dia latihan tiap hari, kerja keras banting keringet (hah?) gak laen dan gak bukan cuma buat menangin gelar enih kan? (Yaiya, namanya juga dilema, gak ngerti2 juga sih lw, tau arti dilema gak sih? – qo jadi gw yang sewot?).

Nah, menurut buku Menjadi Pembelajar Sukses, pemecahan solusi yang dilakukan sama si Jomjom ntu semuanya salah, karena dia cuma mikirin solusi penyelesaian masalah dengan berperilaku pasif, agresif, dan pasif – agresif yang gak tepat untuk menghadapi situasi dilemlatis kaya gini.

Gw belum ngasih tau apa ntu perilaku pasif, agresif, dan pasif-agresif yak? (dodol banget gw, pantesan lw keliatan ngangguk2 doank). Okay, mari kita bahas satu persatu, tapi sori ya, gw cuma ngutip aja dari bukunya, jadi bahasanya rada baku gitu dah.

Beberapa respon dapat muncul dalam keadaan dilematis yang dihadapi oleh Jomjom tersebut. Sebagian orang akan bersifat “diam” atau pasif. Ia tidak jujur terhadap apa yang dirasakan, dipikirkan, dan dilakukannya. Sikap “diam” tersebut dimaksudkan untuk menyenangkan orang lain (You are OK) namun sikap ini cenderung kurang menghargai diri sendiri (I’m not OK). Pendekatan yang digunakan dalam menghadapi keadaan tersebut dinamakan win-loose solution.

Jujur bukan berarti kalah.

Bentuk respon lain yang sering muncul adalah dengan menyakiti orang lain atau bersikap “agresif”. Perilaku ini bersifat spontan, jujur dan tidak dibuat-buat. Namun perilaku agresif ini hanya akan memuaskan diri sendiri (I’m OK) tetapi kurang menghargai orang lain (You aren’t OK). Pendekatan yang digunakan dalam menghadapi keadaan dengan cara merugikan orang lain ini dinamakan loose-win solution.

Respon lain adalah “diam” ketika peristiwa itu berlangsung, tetapi dia membuat “gosip” atau tindakan di belakang peristiwa itu. Respon perilaku tersebut masuk kategori “pasif-agresif”, seperti yang banyak dijumpai di masyarakat kita. Upaya untuk menjaga harmoni dan menghindari konflik (You are OK) tampaknya tidak didasarkan atas rasa kepercayaan diri atau menghargai diri sendiri (I’m not OK). Pendekatan yang digunakan dalam menghadapi keadaan semacam ini adalah kebalikan pendekatan yang agresif dinamakan win-loose solution.

Terus gimana cara menghadapi situasi dilematis kaya gitu? Buruan donk kasih tau jawabannya (tenang saudara2, kita break dulu).

Nah, respon terhadap situasi dilematis yang lebih baik dari ketiga respon diatas adalah dengan berperilaku asertif (opo yo?).

Kata asertif berasal dari Bahasa Inggris (to assert) yang berarti tegas san terus terang. Maksudnya adalah kemampuan berperilaku tegas dan terus terang dalam menghadapi suatu situasi dilematis dan mengandung konflik.

Perilaku kita termasuk perilaku yang bersifat asertif atau tidak dapat dililhat dari ciri2 asertifitas berikut.
a. Jujur terhadap apa yang dirasakan, dipikirkan, dan dilakukan yang tampak dalam ekspresi wajah yaitu berani menatap, tubuh tegap, dan tekanan suara tepat.
b. To the point dan tidak ada yang ditutup-tutupi.
c. Terbuka untuk menghargai diri sendiri (I’m OK), di sisi lain, dalam mengekspresikan diri tidak merendahkan orang lain (You are OK).
d. Dalam menghadapi konflik digunakan pendekatan win-win solution.

Asertifitas mengajarkan kita utnuk bertindak secara jujur terhadap apa yang kita rasakan, pikirakan, dan lakukan. Kejujuran pada diri sendiri merupakan suatu upaya menerima kelebihan maupun kekurangannya. Pernahkan kamu mengetahui ada orang yang belum dapat menerima kerkurangannya dalam hal2 tertentu sehingga menarik diri dari pergaulan sosial? Sementara, ada juga orang yang menutupi kekurangannya dengan berpura2 seolah tidak memiliki kekurangan. Orang yang seperti ini telah berbuat tidak jujur, seperti layaknya orang yang menggunakan topeng. Sebagus apapun topeng, ia hanya berfungsi sebagai penutup. Dengan menggunakan topeng, seseorang bisa memiliki identitas baru yang berbeda dengan identitas aslinya. Bagaimana halnya jika topeng itu hilang? Bukankah akan terkuak identitas aslinya? Apakah kamu ingin seperti itu?

Kejujuran pada diri sendiri merupakan awal dari upaya berprilaku jujur pada orang lain. Ingatkah bahaimana kamu bersikap saat mengerahui temanmu berhasil dalam bidang tertentu? Kemudian apa yang kamu katakan ketika tidak setuju dengan pendapat teman?

Berilah penghargaan atas prestasi orang lain, tanpa merendahkan diri sendiri.
Ungkapkanlah perasaan tidak setuju tanpa merusak hubungan persahabatan
.

Satu hal yang penting yang sangat diharapkan dalam mengungkapakan kejujuran adalah tidak menyakiti orang lain. Menyatakan kejujuran dengan sopan, sadar waktu, dan sadar situasi, akan sangat membantu tujuan ini. Dengan berperilaku jujur, kita akan terhindar dari berbagai pengaruh negatif yang timbul akibat kesalahpahaman dan konflik yang terjadi.

Demikian kutipan bukunya. Semoga bisa menjadi masukan yang baek buat kita semua. Amin…

Dikutip dari buku Menjadi Pembelajar Sukses
Penulis :
- Neila Ramdhani
- Avin Fadilla Helmi
- Sylvi Dewajani
- Dicky Hastjarjo
Editor :
- Cahyo Wulandari
- Deni Pranowo
- Hastanti Widy Nugroho
- Samsul Ma’arif M.
- Syahirul Alim

Minggu, 15 Juni 2008

Makasih Buat Semuanya

Gw cuma bisa bilang terima kasih buat semua orang yang dah mao bantu gw, ngedoain, minjemin buku, ngasih motivasi, ngajarin dan nemenin gw belajar, serta bantu gw ini-itu. Walopun kedengeran basi, tapi beneran, tanpa mereka gw hanyalah seorang pemuda yang berwajah kusut, rambut acak-acakan, doyan bangun siang, males ngapa2in, terlena dalam pengangguran setaun dan mungkin gak sadar kalo seleksi masuk perguruan tinggi dah dibuka. Tapi karena dia2 pada, sekarang gw dah doyan bangun pagi, rajin ngapa2in, terjaga dalam pengangguran dan gw dah lulus dalam seleksi masuk perguruan tinggi (kalo yang muka kusut & rambut acak2an kayaknya gak bisa dibenerin dah, hahaha).

Thanx yeuh, mudah2an dia2 pada diterima di sisi-Nya (lho?). Please, don’t make me bald.

Kamis, 29 Mei 2008

Lestarikan Tukang Es Kelapa

Minggu2 belakangan ini, gw lagi gampang banget ngedrop. Capek, lemes, pegel, ujung2nya sakit. Sekarang aja gw lagi ngerasain pundak sebelah kanan gw kayaknya berat banget, kayak digelayutin sama Mamooth Wooly. Pas badan gw dah rada mendingan, dah bisa diajak jalan, gw mao nyari tukang es kelapa, tapi gw bukan mau beli es kelapanya, gw mau beli kelapanya aja yang masih bulet, utuh (lw ngerti dah maksud gw), karena kata orang2, kelapa/air kelapa (terutama kelapa ijo) bagus banget buat badan gw yang masih fluktuatif kebugarannya (opooo…?).

Gw dah coba cari kemana2, ngalor – ngidul, dari ujung kulon sampe ujung wetan, tapi gw gak nemuin satupun penjual es kelapa. Fenomena aneh banget kan tuh, gak tau Cuma perasaan atau mang bener2 kenyataan, tapi dulu kayaknya banyak banget tukang es kelapa deket rumah gw (gak terlalu deket banget si), tapi sekarang mah gw dah cari sampe radius bekilo2 meter, tetep aja gak ada.

Gw takut tukang2 warkop pada baca blog gw, trus mereka ngadain kongres barengan tukang2 yang laen n menghasilkan keputusan bahwa “kalo bocah yang bernama van der Allen yang punya senyum mematikan, keliatan dari jauh, cepet2 tutup warung/dagangan kalian, karena mungkin itu bocah Cuma mau numpang nonton tipi doank”. Hadoh, gaswat kalo kaya gitu.

Yawdalah, itu gak terlalu penting, yang penting sekarang, kita harus melestarikan tukang2 es kelapa, karena mereka hampir punah. Mereka terjajah dengan minuman2 kemasan (yang dikocok2 itu lho) yang emang lagi booming.

Terserah lu gimana cara lu melestarikannya, tapi biar lw gak bingung, gw kasih beberapa contoh
1. Lu jadi tukang es kelapa
2. Lu nanem pohon kelapa
3. Lu jadi anggota Pramuka
Itu Cuma contoh, kalo lu mau pake cara sendiri, ya ap tu yuh lah, yang penting judulnya “Lestarikan Tukang Es Kelapa”

Jumat, 23 Mei 2008

Misro Syndromicaze

Gw seneng banget kalo nyokap gw punya kreativitas tinggi dalam memanfaatkan bahan mentah yang ada menjadi sebuah kudapan yang lezat (kalo gw bilang snack, ntar lw nyangka gw makan uler lagi – snack = snake? Gak kali). Contohnya yesterday2 ini, nyokap gw dapet singkong yg gw juga gak tau sumbernya darimana, trus disulap jadi Misro (tau Misro gak lw? kata urang Sunda si hartina Amis dijero, ngerti teu?). Lumayan kan daripada beli. Lagi juga, Misro bikinan nyokap gw gak kalah enaknya ma yang dijual di pinggir jalan. Kalo gak salah gw ngabisin lima biji (tapi gak ada bijinya).

The day after tomorrow nya (apa si?), nyokap gw bikin lagi si Misro Subroto Kunco Merono Geri Nugroho Nda Bertato. Gw masih seneng ngunyahnya. Sampe di hari2 berikutnya nyokap gw masih aja seneng bikin begituan. Lama2 gw heran juga, kenapa nyokap gw jadi demen banget bikin Misro ya? Dah gitu timingnya kaya puasanya Nabi Daud lagi, sehari bikin sehari kaga. Trus yang gw heran lagi, qo singkongnya gak abis2?

Wah gw takut jangan2 nyokap gw kena Misro Syndromicaze. Ntu lho, sebuah sindrom dari planet Misrosaurus (yakin tuh nama planet?) yang sangat berbahaya. Orang yang terkena sindrom tersebut akan kecanduan bikin Misro. Kabarnya, para penghuni planet tersebut lagi nyari planet jajahan lain, karena planet yang selama ini mereka jajah – planet Singkongeae – dah memberikan perlawanan yang cukup sengit, karena adanya Sumpah Pemudamizaci yang menyerukan agar para singkongerate – para penghuni planet Singkongeae - bersatu melawan penjajahan. Hadoh…gak kebayang dah kalo bumi isinya Misro doank. Untuk menghindari itu, mari cepat2 kita habiskan Misro kita. Hhhppp…

Minggu, 18 Mei 2008

Inter Gw Juara Lagi

Ahh…My Honey Lovely Sweety Beby Chemistry Team, FC Internazionale Milan emang paling bisa mendramatisir Lega Calcio. Disaat kompetisi2 di Eropa dah mastiin juaranya sebelum kompetisi berakhir (kecuali Liga Inggris) Liga Itali baru ketauan juaranya di ujung musim. Dua tim masih bersaing perebutin scudetto yaitu AS Roma dan Inter Milan. Inter memimpin klasemen dengan unggul tipis satu poin atas Roma. Padahal sebelum2nya, Inter udah unggul jauh ma Roma, tapi menjelang akhir musim, performa Inter semakin ngedrop aja, sampe akhirnya Roma bisa mangkas defisit yang tadinya sebelas poin jadi cuma satu poin.

Tapi gw yakin bahwa ini akal2annya Roberto Mancini aja – pelatih Inter – yang pengen ngejadiin perburuan scudetto lebih menarik lagi. Abis, dah tiga taun enih, Inter gak punya saingan berarti sih. Makanya dia coba ngasih ‘harapan’ ke Roma buat ngejar scudetto lagi dengan memperkecil selisih poin jadi cuman satu. Kan kalo kaya gitu jadi lebih seru tuh, lebih mengguncang adrenalin. Tapi klimaksnya kurang ngena, coz di partai terakhir, Roma cuman maen imbang 1-1 ma Catania. Ck…ck…ck…Padahal dah dikasih kesempatan buat ngerebut scudetto, tapi Roma gak mau maksimalin ‘niat baek’ Inter. Akhirnya Inter dah yang ngebabat Parma dengan skor 2-0 dan mastiin scudetto ke-16 nya.

Hahahaha, Inter gw scudetto lagi. Hahahaha. Maaf ya Om Luciano Spaletti, makanya kalo komentar hati2 Om.

Minggu, 04 Mei 2008

Listrikmu ! Boleh Gak Gw Sewa ?

Rada susah gw ngedeskripsiin hari minggu kemaren. Gw bingung mao nyeritain yg mana, antara diskriminasi PLN ma susahnya gw nonton pertandingan My Lovely Sweety Honey Baby Team, FC Internazionale Milan. Gw coba gabungin dua2nya aja dah. Dimulai dengan cuaca sore hari yg megu (mendung guede), gw jadi gak bisa maen bola rutin mingguan, coz banyak petir yg belon jinak yg akhirnya duet ma ujan gede (oya, gw lupa ngasih tau, sekarang gw n frens dah mulai aktif lagi maen bolanya). Sebenernya gw juga lagi gak pengen maen she, coz gw lagi cedera (ya lw tau sendirilah, trequarista kaya gw susah diberentiin kalo gak make cara2 ilegal).

Akhirnya gw tidur2an aja, eh gak taunya kebablasan. Pas gw bangun – sekitar jam enam - listrik dah mati. Gw belon terlalu panik, coz mang dah biasa di tempat gw kalo ujan gede ma petir pasti listrik mati. Anehnya pas gw bangun, ujan kan dah berenti, tapi ngapa listrik belon idup2 juga yak? Gw gak mao puyeng mikirin, paling bentar lagi juga idup. Tapi dah sampe jem setengah delapan malem, listrik belon juga berdetak jantungnya. Padahal pertandingan Milan vs Inter mulain bentar lagi, sekitar jem delapanan. Gw coba menghibur diri gw sendiri, gw tanemin dalem otak gw kata2 ‘tenang, itung sampe sepuluh pasti listrik idup’. Tapi dah sampe itungan sepuluh pangkat tiga, listrik belon idup2 juga. Akhirnya gw coba keluar rumah, nyari kehidupan – listrik n tv.

Tenang, gw gak keluar rumah dengan cuman modal nekat doank, tapi gw punya rencana cerdik (sebenernya gw susah menilai rencana gw ini rencana cerdik ato rencana licik, nanti lw nilai sendiri aja dah). Rencana gw ntu, nyari warung kopi yg ada tv nya, trus gw pura2 ngopi, padahal gw ngarepin nonton bolanya doank. Yawdah, tanpa banyak cong-cing gw mulai mencari korban kearah belor (utara cuy). Target dah dibidik dari jauh. Gw liat ada cahaya di sebuah warung kopi, asa mulai tercipta. Pas gw deketin, ternyata cuman cahaya lilin (sebenernya gw dah tau she, gw pengen mendramatisir aja, hehe). Ternyata niey warung kopi juga bernasib naas kaya gw. Perlu dicatet, yg listriknya mati ntu cuman di RW gw doank, jadi RW2 yg sebelah sonoan dikit gak mati.

Calon korban berikutnya dah dapet. Gw dah pastiin niey warkop listriknya idup, coz warkop enih bukan di RW gw, tapi ada di RW sebelah. Tanda kehidupan dah muncul – listrik idup n tv ada. Pas gw curi2 pandang ke warkop ntu, ternyata gak lagi nonton bola, tapi nonton sinetron. Siake banget dah ah. Masa iya, gw dengan ngocolnya minta ganti channel. Akhirnya gw lepasin dah calon korban kedua ntu.

Gw lanjutin lagi perjalanan gw. Gw dapet lg satu calon korban, tapi apa daya, salah satu komponen tanda kehidupan gak muncul disitu – ntu warkop gak punya tipi bos. Dan calon korban2 berikutnya pun sama aja, gak punya tipi. Wah, gw dah mulai lemes. Gw mulai nyesel nolak ajakan Massimo Morrati buat nonton Inter langsung di San Siro (ketawan gak she boongnya?). Tapi untung gw punya rencana kedua. Pas gw lagi nyari korban, gw lewatin rumah sodara gw dan gw ngeliat ada tanda kehidupan disitu. Kesempatan emas, gw gak perlu nguarin duit buat spak-spik ngopi, cukup pasang muka badak aja. Tapi tadi gw gak jadi mampir, coz keliatannya banyak tamu. Gw pikir ntar aja lah mampirnya, bentar lagi juga tamunya pulang, sekalian gw nyari warkop yg mao dijadiin korban aja dulu. Tapi sekali lagi, kata ‘bentar’ kayaknya lagi gak dipake di hari minggu ntu, coz sampe gw selese nyari warkop yg ternyata gak berhasil, ntu tamu belon pulang2 jg.

Yawdahlah, ekspedisi utara gak berbuah. Gw mao melancarkan ekspedisi selatan. Sebelom gw lanjutin ekspedisi gw, gw mampir dulu ke rumah Pandir – temen gw yg masih se RW ma gw – rencananya she gw mao ngomporin dy buat barengan nyari korban, coz dia juga kadang2 suka ma Inter. Tapi gw kecewa denger jawabannya, dia bilang gini ‘lw bawa aja tipi lw ke masjid, nonton disono’ (Catet lagi yak, bates antara listrik mati n idup ntu masjid). Dan gw pun tau hari itu, dy lagi gak dukung Inter. Gw tinggalin dah tuh bocah.

Gw lanjutin ekspedisi gw. Perlu lw tau, dalem ekspedisi gw yg kearah ngidul enih (bahsa manisnya selatan) gw dah nyeberang desa, dari ilir ke udik. Susah banget nemuin warkop di desa udik enih (mentang2 namanya udik, kehidupan jangan udik juga napah). Berkat kelihaian mata gw, gw dapetin satu warkop yg rada ngumpet2 gitu. Gw coba curi2 pandang lagi ke warkop ntu. Ternyata semua komponen kehidupan ada disitu n di warkop ntu juga lagi nonton Milan vs Inter. Gw coba deketin tuh warkop, tapi akhirnya gw urungkan niat gw nonton disitu, coz ada beberapa mahluk yg dinamakan wanita lagi duduk2 juga di warkop ntu. Gw gak mao acara nonton gw keganggu gara2 gw justru meratapi wanita ntu. Padahal kan judul ekspedisi gw kali enih ‘nonton bola’ bukan ‘nonton wanita’. Selaen ntu, gw juga gak mao dikenain dua tarif. Tarif ngopi ma tarif……(jangan ngeres deh lu, maksud gw tarif nonton tipi). Akhirnya gw selesaikan aja ekspedisi ngidul gw enih.

Sebenernya gw masih menaruh asa di rumah sodara gw ntu, tapi gw takut tamunya belon pulang2 juga, kan cape2in aja kalo beneran kaya gitu, coz jarak rumah sodara gw juga gak deket. Setelah gw timbang2 (kurang lebih tiga kilo) akhirnya gw patenin tekad gw buat melancarkan aksi terakhir gw, ‘ke rumah sodara’. Bingo, orang sabar…..(isi sendiri). Tamunya dah pulang bos, gw dengan pura2 lugu ngejelasin ke sodara gw maksud kedatengan gw. Untungnya dia welcome banget, malah gw mao diseduhin mie ma dy. Tapi gw nolak, lagyan cuman mie, harusnya spagethi, kan gw lagi nonton liga Itali, hehe becanda (dan gw tanemin dalem diri gw ‘gw gak mao nonton liga Jamaika, coz gw gak mao makan Bob Marley’).

Pas gw tonton, ternyata babak pertama udah selese. Hasil nya masih 0-0. Irama jantung gw 4/4 pas gw mao nonton babak kedua. Akhirnya gw harus gigit nasi setelah gw nonton babak kedua, hasil akhirnya Inter harus ngalah sementara ma abang dengan skor 2-1. Apa boleh buat, tohi kambing sudah bulat. Gw pulang ke rumah dengan gelap mata (bukannya gw marah2 trus berbuat suatu keonaran – tumben pilihan bahasa gw daritadi enak2 banget) tapi karena listrinya belon idup2 juga. Untungnya gw melancarkan ekspedisi utara-selatan, coba kalo gw terus berusaha menghibur diri gw, sampe sepuluh pangkat berapa gw harus selese ngitung?

Senin, 28 April 2008

d'Power of Doing Nothing

Belon lama enih, gw nonton acara talkshow di tipi (kayak punya tipi aja lw Phi) nama acaranya ntu ‘Pagi Jakarta’ di O Channel. Waktu ntu lagi ngebahas tentang ‘The Power of Doing Nothing’. Di acara ntu ada narasumber, seorang praktisi penyembuhan holistik, kalo gak salah namanya Reza (tapi gak tau juga dah, mudah2an she bener). Nah dy ntu bercerita begini. Sebelumnya sori kalo cerita yg gw tulis rada berantakan, kurang ngena deskripsinya, tapi gw berusaha semaksimal mungkin biar lw ngerti. Begini ceritanya (aauuu….)

Ada seseorang yang baru aja dapet kerjaan. Kerjaannya ntu nebangin pohon (plis, bukan pembalakan liar). Bosnya nargetin ke pekerja buat nebang lima pohon sehari. Berhubung ntu pekerjaan yang masih baru, dia rada kesulitan menuhin target bosnya. Di hari pertama kerja, dia belom bisa mencapai target – nebang lima pohon dalem sehari. Dia coba lagi di hari kedua, tetep gak bisa dan terus sampe hari kelima, dia baru bisa mencapai target, yaitu nebang lima pohon dalem sehari.

Berhubung dah mencapai target, she Bos nambahin lagi targetnya jadi enam pohon sehari. Tanpa kendala, she pekerja bisa menuhin target barunya ntu. She bos nambahin lagi jadi tujuh pohon sehari. Tetep, she pekerja bisa mencapai target (tentunya karena she pekerja udah punya pengalaman n teknik2nya, jadi dia gak ada kendala lagi ma tiap target barunya). Tapi, pas she Bos nargetin delapan pohon sehari, ternyata she pekerja gak bisa mencapai target ntu. Dia coba lagi hari berikutnya, gak bisa lagi, dan terus gak bisa, padahal dia dah rela memotong waktu istirahatnya, mengurangi jam tidurnya, tapi tetep gak bisa juga. Dia bingung, lelah, capek, stres (dan mungkin juga putus asa). Tapi akhirnya dia sadar, bahwa kapak yg selama ini dia pake dah tumpul, alat yg paling penting di kerjaannya ntu dah gak tajem lagi, karena she pekerja terlalu sibuk ma target2nya, sampe2 dia lupa ngasah kapaknya. Setelah dia ngasah kapaknya, barulah dia mencapai target tersebut.

Mungkin cerita enih dah pernah (ato mungkin sering) lw denger, coz gw juga sebelumnya pernah diceritain ma guru Fisika gw di SMA (Pak Hermin namanya, kalo lw mao tau) walopun ceritanya gak mirip banget ma cerita she praktisi tadi, tapi intinya sama dah. Kadang mungkin kita capek, lelah ato bosen ma kebiasaan, rutinitas, ato bahkan mungkin kehidupan sehari2 kita (waduh, kalo yg enih jangan sampe gw ngalamin dah). Pikiran buntu, inspirasi gak ada, semakin sulit mengendalikan diri. Disaat2 kaya gitu, she praktisi (yg gw sebutin diatas) nganjurin kita buat melakukan ‘Doing Nothing’.

Doing nothing disini bener2 gak melakukan apa2. Lw gak harus liburan ato sampe cuti berhari2 buat liburan ke luar kota. Cukup lakukan di rumah aja. Bebasin pikiran dari semua target yang lw kejar. Pokoke buat diri lw senyaman mungkin. Nikmati kemalesan lw dengan sepenuh hati. Jangan sampe badan lw Doing Nothing, tapi pikiran lw masih nyangkut di target ato kerjaan lw ntu. Kalo kaya gitu sama aja boong. Nikmati aja kemalesan lw ntu untuk beberapa saat, jangan lama2, ntar malah jadi penyakit akut. Kata she Reza, lakukan doing nothing sekitar 10 menit x 3 sehari.

Buat orang muslim, doing nothing bisa dilakukan setelah sholat. Sambil bersyukur kepada Allah atas semua yg dah kita dapetin. Mungkin kita telalu banyak target dan penuh ambisi, sampe2 kita lupa bersyukur ma pemberian Allah. Liat ke belakang, apa aja yg dah berhasil kita lakukan. Sambil nginget2 keberhasilan kita (bukan nginget2 gw lho, walopun gw tau, gw mudah di inget, tapi sulit dilupain, hwekkzz) n menikmati lagi keberhasilan ntu (walopun cuma sekedar ingetan). Jangan takut keilangan inspirasi, coz inspirasi bisa dateng kapan aja n dimana aja. Lw pasti tau dunkz bahwa Allah akan menambah nikmatnya kalo lw bersyukur (pasti tau lah, malah dah bosen kali lw dengernya). Jangan ngerasa diri kita paling rugi, kan lw tau sendiri bahwa Allah nyiptain semua enih dengan sempurna. Masih banyak kan orang2 yg nasibnya gak seberuntung kita. Trus kenapa kita masih aja belom puas ma pencapaian kita? (mang sifat dasar manusia she, ‘gak pernah puas’ – kayak hukum ekonomi juga).

Kasian kan otak kalo dipake terus2an (kalo bisa ngebul, gw rasa pala kita dah kaya cerobong asep). Mesin aja bisa panas kalo dipake terus2an. Masing2 anggota badan kan punya hak n kewajiban juga. Misalnya mata, she mata enih berkewajiban nemenin aktivitas kita sehari2. Dia yg ngasih tau kita ini-itu. Tapi mata juga punya hak, istirahat selama delapan jam dalem sehari (tidur yg dianjurin ntu delapan jam kan?). Jangan sampe lw ngelanggar hak mata cuma buat target2 lw ntu. Gw rasa lw juga gak mao kalo ada hak2 lw yg dilanggar ato mungkin diambil orang.

Bukan maksud mao ngajarin ato menggurui, gw cuman berbagi cerita n pengalaman aja. Bisa juga dibilang saling ngingetin. Kadang2 kan kita kelupaan2 ma hal2 yg kaya gitu. Sebenernya she niey tulisan buat ngingetin diri gw pribadi. Tapi, mudah2an tulisan gw ada manfaatnya buat yg (gak sengaja) ngebaca. Kalo menurut lw bagus, ya lw ambil. Kalo jelek (kayaknya gak mungkin dah, hehehe) ya biarin aja tulisan enih ada di blog gw, jangan di delete. Okay.

Rabu, 23 April 2008

Pengejek

Satu lagi pengalaman gw yg gw yakin belom tentu semua orang pernah ngalaminnya, bahkan orang sekaliber Van Den Bosch pun – nyang nerapin d’damned fu***ng cultur stelsel ato orang2 dulu bilang kerja rodi – gw yakin belon pernah ngalamin pengalaman gw (wedeh, kayaknya gahar juga niey). Tentu lw mau tau dunkz pengalaman apa yg baru aja gw lewatin (kalo lw gak mau tau, ya lw harus mau). Sebenernya she niey pengalaman dah lama juga, sekitar tanggal 18-19 Maret 2008 SM (SM dibaca : selagi masehi). Sori deh kalo gw baru ceritain sekarang, coz kemaren2 gw lagi banyak kasus yg belom selese (tar dulu gw inget2, kayaknya sampe sekarang jg belom selese deh). Apaan? Lw mao tau kasusnya apa? Kan gw bukannya mao ceritain tentang kasus gw, tapi tentang…..duwh kebanyakan pengantar niey, sampe lupa yg mao diceritain paan (liat judulnya dulu ah).

Okay, kembali ke jalan yg lurus. Sebenernya gw tuh mao cerita tentang pengalaman gw jadi pengejek (stop, percuma lw buka kamus B.Indonesia, gak bakalan ada definisinya, biar gw yg jelasin). Lw tau kan orang yg biasa ngejual jasanya nganter orang2 pegih ke suatu tempat pake motor (sori jayuz dikit, ntu pengojex). Sekarang gw tanya dulu, lw tau hajatan ato sedekahan gak? (maaf, gw gak terima jawaban ‘nggak’). Nah kan kalo orang lagi hajatan biasanya lagi pada repodt2nya tuh, masing2 punya tugas sendiri2. Ada yg tugasnya jadi nganten, ada juga yg jadi penggembira nganten (orang2 yg membawa amplop beserta isinya). Ada yg jadi tukang penerima tamu, ada juga yg jadi tamu. Ada yg tukang masak2, ada juga yg jadi tukang ngabisin masakan. Nah, gw kebagian jadi tukang nyuci gelas, masak aer n nganterin aer ntu ke khalayak ramai (waelah, belibed banget – yg penting lw ngerti kan).

Yupz, gw baru aja melaksanakan tugas tersebut, coz sodara gw - lebih tepatnya sepupu – baru aja kawinan. Gak enak dunkz, kalo gw cuman jadi lawannya tukang masak (tukang ngabisin masakan) akhirnya gw relain deh kerja bakti (bukan rodi dan ingat, Van Den Bosch gak diajak). Sebenernya gw belon telalu ngerti juga she tentang masalah aer-mengaeri enih – kalo aer putih doank she gw vaham, tapi niey kan ada aer teh, kopi n bla bla bla – untung ada orang yg dah bepengalaman di dunia ejek-mengejek enih, jadi gw mungkin cuma jadi asistennya aja ato lebih jadulnya disebut Asjek (asisten pengejek).

Keliatannya she gampang, tapi pas dipraktekin ya emang gampang, hwehehehe. Gampang buat pengejek expert, nah buat pengejek beginner kayak gw ya lumayan pontang-panting. Palagi kalo tamu dari masing2 rombongan datengnya barengan, ribed banged dah (situasinya, tamu yg baru dateng, ada yg gak kebagian tempat duduk). Ada aja kendalanya, aer belon dimasak lah, gelas belon dicuci lah ato sgala pake acara gelas abis lah. Nyang paling nyusahin ntu masalah yg gw sebutin terakhir. Kan kalo tamu yg baru dateng banyak, trus tamu yg dah lamaan dikit belon pegih2 juga, otomatis ntu gelas masih ada ma tamu yg lama. Trus mao dikasih apa ntu tamu2 yg baru dateng, masa iya gw kasih aernya di kantong plastik, trus gw pakein sedotan, gak mecing cuy ma umur mereka yg variasi rata2nya antara seperempat sampe setengah abad. Ato gw suruh tamu yg baru dateng joinan aja ma tamu yg lama. Disaat2 kaya gini niey, pengalaman berngobrol (waelah, lw bacanya berbicara aja). Ada aja tuh akalnya pengejek expert buat ngambil gelas dari tamu lama, nyang paling gw demen ma alesannya yg enih niey “misi Pak, kayaknya aernya dah abis tuh, diisi lagi ya”. Ckikikik, lagian ngobrolnya lama dahsyat (mungkin mereka sekalian reuni ngobrolin masa2 nomaden dulu). Tapi ntu cuman dipake kalo lagi keadaan mendesak, misalnya tamu yg dateng over loaded. Walopun gitu, biasanya ada kesadaran sendiri juga she dari tamu yg lama (senengnya…., kalo mereka menyadari).

Capek juga she mondar-mandir bawa gelas seharian (seharian? Pertama gw pikir begitu, gak taunya dua hari). Dari pagi sampe malem nenteng2 gelas, masih mending she daripada nenteng2 karung (sori, gw bukannya ngomongin ‘makhluk’ yg berpakean merah dengan jenggot over dosis). Nyang paling capek banget tuh hari kedua, coz di hari kedua ntu tamu membombardir (sayang gw gak bisa melakukan counter attack). Gimana gak capek, coz selaen tamunya bejibun, gw n d’pengejek genk jg begadang di malem sebelonnya. Nah dia mah dah pada biasa begadang begitu, lah gw (gw yakin tongkat kera sakti juga bakalan patah gak kuat ngeganjel mata gw yg dah hampir gak benyawa).

Nyang paling gw kesel tuh waktu akad nikahnya. Gw pengen banget ngeliat ntu akad yg waktu ntu dilaksanain di rumahnya sodara gw, bukan di KUA. Gw dah rela2in gak tidur, sedangkan pengejek expert yg laen dah pada tidur (mang kebagian tidur pas pagi2 doank n tidurnya juga gak lama) buat nonton akadnya, eh pas acaranya bentar lagi mulai, gw disuruh ma sodara gw ke apotik buat beli Aseton (sori kalo salah, gw gak tau dah yg bener ntu Aseto atau Aseton). Dari pada gw lama2 bedebat, trus takut ketinggalan acaranya, mending gw iyain aja langsung. Gw langsung berangkat ke apotik di ujung selatan, yg ternyata gak ada. Gw berangkat lagi ke ujung utara, teuteup gak ada juga (gw kayak nyari kitab suci aja). Gw dah mulai lunglai kan, gw pengen nyari lebih jauh lagi, tapi waktu ntu gak bawa helm, jadi gw putusin pulang aja dah. Dalem pejalanan pulang, gw ngeliat ada mini market gitu, gw coba2 mampir, kali aja supersemar ada disitu (surat perintah seorang pelamar). Trus gw tanya ma penjaganya.
Gw : “Mbak, ada Aseton gak?” (perkiraan gw yg pertama, she Aseton enih adalah semacem obat/vitamin yg penting banget n mahal harganya, coz gw dikasih duit sampe 30rebu ma sodara gw n pas gw tanya berapa biji yg harus dibeli, dia bilang satu aja. Tentu gw melaksanakan tugas enih dengan penuh kredibilitas dunkz – gw juga gak tau artinya apa – coz sukses nggaknya acara enih bergantung di tangan gw yg lagi berusaha nemuin Aseton. Jelas dunkz, mungkin she nganten bakalan lelah ato capek banget ngadepin acara hajatan full time enih. Gw langsung tanemin dalem diri gw kata2 penyemangat ‘kalo sampe gw gak nemuin aseton enih, acara bakalan berantakan, jadi sekarang semua orang bergantung ma gw, huhuhuhu’. Tapi impian gw rada terusik ma jawaban mbak2 penjaganya, mari kita simak jawaban dia)
Mbak2 : “Owh, yg buat bersihin kuku ntu ya?”
Gw : (terdiam, kaya puun sukun yg umurnya dah puluhan taun n bentar lagi mati, tapi harus mati lebih awal karena shock denger jawaban mbak2 ntu – padahal gw gak ngajak puun sukun lhow) “iiii..iii…iya kali mbak, saya juga gak tau”
Mbak2 : “Bentar, saya liat dulu……ada nih”
Gw : “Berapa harganya Mbak?”
Mbak2 : “7500” (mungkin masih kepengaruh ma impian2 gw yg baru aja ancur ma omongan mbak2 ntu, trus nyawa gw juga belom kumpul semua karena jawaban she mbak yg sangat sulit dipercaya tentang Aseton, gw dengan lugunya ngebayar ntu Aseton ke mbak2 tsb) “Bayarnya di kasir mas”
Gw : (gak cuman puun sukun yg mati, bayi kambing jg mati saat ngetawain keluguan gw dan gak sadar ketindihan puun sukun ntuh) “Oya, maap mbak, saya lupa”.
Pas pulang, ternyata acara akad nikahnya dah selese (tunggu pembalasan gw Aseton). Sebenernya gw masih belon yakin ma belian gw, kali aja gitu gw salah beli, tapi untungnya bener.

Singkat cerita kan dah selese ntuh hajatan, gak taunya pas beberapa hari gw dikirimin amplop ma sodara gw ntu. Sebenernya she gw sama sekali gak ngarep amplop ntu (gak ngarep isinya juga, gw yakin lw berpikir yg nggak2) yg gw harep ntu warna isi amplop ntu. Favorit gw yg warna merah, ada yg bahannya dari plastik, ada juga yg dari kertas biasa (lugu banget lw kalo gak ngerti). Yawdahlah, kita doain aja moga2 sodara gw n pasangannya ntu jadi pasangan yg tetep rukun n kompak hingga ujung waktu (wedeh…suit..swiww…)

Kamis, 17 April 2008

PAK TUA, TOLONG AJARKAN SAYA DAN YANG LAIN

Kemaren sore, tepatnya petang setelah adzan Maghrib, gw lagi nungguin warung sambil nonton tv. Sebenernya gw juga gak konsen she nontonnya, coz pikiran gw lagi gak ke tv. Tiba2 ada suara ngagetin gw.
Suara : “Berita apa De? Korupsi lagi ya?” (wezz, kayaknya orang politik niey)
Gw kaget, ternyata suara ntu punya Bapak2 tua yg umurnya kira2 50an keatas, wajahnya keliatan tiris berkarisma dengan rambut putih yg aus, kumisnya pun sudah memutih, tapi miliki senyum seperti Habibi (sumpah, mirip banget), gigi2nya pun masih komplit, dari utara-selatan keliatannya masih lengkap (wedeh… gimana analitik gw, pantes gak kalo gw gantiin Holmes, hihihi). Wajah Bapak ini asing banget di mata gw, kayaknya gw baru pertama kali ngeliat dia. Mungkin dia penghuni kontrakan yg baru. Btw rada bingung juga gw jawabnya, coz gw emang gak nyimak ntu tv yg ternyata lagi acara berita.
Gw : “Owh ini..eeee…iya itu…”
Ternyata dia gak minat ngelanjutin pembicaraan berita ntu.
Pak Tua : “Saya mau beli telor, ada gak De? Mau makan mie, gak enak kalo gak pake telor”
Gw : “Telornya abis Pak, tinggal tiga biji tapi dah pada retak (rada remuk gitu dah, kayaknya keinjek ma bayi Gajah yg masih zygot)”
Pak Tua : “Tapi isinya masih bagus gak?”
Gw : “Isinya she masih bagus”
Pak Tua : “Yaudah gpp sini. Saya kan mau makan isinya, bukan kulitnya. Walopun kulitnya dah pada retak, tapi kalo isinya masih bagus, gak busuk ya gpp. Kecuali kalo kulitnya dah rusak, trus dalemnya juga dah gak bagus, baru saya gak mau”
Gw : “Tapi ada orang yg gak mau Pak kalo kulitnya dah retak” (gw mulai tertarik melanjutkan pembicaraan lebih jauh lagi). Trus gw kasih telornya ke Pak Tua ntuh. Diliatnya telor ntu sambil dishake2 (mantan bartender niey kayaknya she Bapak).
Pak Tua : “Masih bagus” , dia ngasih duit ke gw, lalu berlalu sambil ngucapin terima kasih.
Sayang, dia gak mao ngelanjutin pembicaraan enih. Ucapan yg keluar ntu sedikit, tapi tiap katanya seakan mengandung nikel (kalo berlian mah udah biasa). Pelajaran moral yg dapet gw ambil dari Pak Tua lumayan banyak. Pertama, Pak Tua seakan ngingetin gw “jangan banyak ngelamun, palagi Maghrib2”. Kedua, dia juga seakan menegur gw bahwa kalo tipi gak ditonton, mending dimatiin aja, sayang2 listriknya. Ketiga, keramah-tamahan ntu penting, palagi buat orang baru (terbukti Men, baru ketemu aja dah ngelempar senyum) langsung bikin gw respect ma dia. Keempat, jangan memojokkan orang yg sudah terpojok. Pas gw ribed ngejawab petanyaan dia tentang acara tv, dia langsung beralih ke topik laen. Kelima, kerendahan hati itu penting. Pak Tua bisa aja ngejawab “jangan samakan saya dengan yg laen” atau “saya kan berbeda dengan yg laen” pas gw bilang “Tapi ada orang yg gak mau Pak kalo kulitnya dah retak”. Tapi dia jusru mengalihkan perhatiannya ke telor dan menganalisis telor ntu, apa masih bagus ato nggak. Keenam, gw juga seolah2 diingetin “gak ada salahnya yg tua menghormati yg muda” (dia bilang terima kasih ke gw dan gw rasa ntu bentuk hormat dia atas pelayanan gw). Terakhir, niey hal yg paling penting dan masih menjadi motto gw sampe sekarang, yaitu “jangan ngeliat sesuatu dari kemasannya”.
Ternyata mang bener, kebanyakan yg ‘lebih tua’ ntu lebih bijak. Pak Tua, saya tunggu aksimu berikutnya.
My Body’s d’Looser but My Soul’s d’Winner.

Rabu, 12 Maret 2008

Bad News

Gw bener2 kaget dengerin omongan temen gw. Semalem (selasa malem) dia bilang ’41 PTN nolak SPMB taun ini’. Gw jelas gak percaya dunkz ma omongannya. Men, 41 PTN !!! gila gak tuh. Mata gw loncat, mulut terbekap dan sadaaaaappp…..temen gw nguarin Kompas yg isinya ngeberiatain masalah SPMB ntuh. Sob, ternyata omongan temen gw tuh kaga salah, 41 PTN bener2 nolak SPMB. ITB, UNPAD, IPB, UGM, UNSUD, UNDIP, UNBRAW, dan UNHAS termasuk didalemnya. Mereka lebih memilih Ujian Mandiri/Ujian Lokal buat nyeleksi calon mahasiswanya. Alesannya apa coba ? mereka bilang jalur SPMB ntuh harus dibenerin lagi formatnya, coz yg sekarang enih masih banyak kekacauan.
Woi orang2 yg duduk manis disana, kemaren2 ente kemane aje ? SPMB tuh dah ada dari zaman neneknya nenek gw masih gadis, cuma beda namanya aja. Mungkin kalo dulu2, kita denger dengan sebutan SIPENMARU, trus diganti jadi UMPTN dan sekarang namanya SPMB. Kalo formatnya masih kaco, kenapa SPMB yg dulu2 tetep diadain? Bearti ente2 sekalian melakukan kebohongan publik dunkz ? membiarkan mahasiswa2 bergelut dalem kekacoan. Ntu sama aja ngebiarin mereka terjerumus dalem kesesatan. Gila, waktu puluhan taun di Indonesia cuma diabisin buat kekacoan dalem seleksi ujian masuk ? pantesan aja pendidikannya gak maju2, masalah seleksi ujian masuk aja gak becus.
Yaudah lah, biarin ntu jadi urusan orang2 sonoh, yg gw khawatirin tuh kayaknya BHP mang dah mulai berlaku di Univ2 di Indonesia, khususnya di PTN. Setau gw, pendidikan ntu jadi hak tiap orang, malahan jadi hak asasi manusia. Kayaknya di UUD juga ada pasal2 tentang pendidikan yg isinya ntu kalo gak salah ‘pendidikan ntu jadi hak tiap2 warga negara’. Gak cuman Indonesia aja yg nguarin pernyataan kaya gitu, organisasi dunia sekaliber PBB juga punya pernyataan yg serupa, tapi kenapa pendidikan dianggep suatu hal yg konsumtif yak? Kalo kaya gituh, kapan orang miskin bisa pinter? Apa bener bangsa Indonesia mau mencerdaskan anak bangsanya? Sebenernya yg mau dicerdasin ntu anak bangsa ato anak orang kaya? Kalo kaya gituh, sama aja kaya lagu Rhoma Irama ‘yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin’. Bearti roda kehidupan gak berputar dunkz? Sekarang lw bayangin, sepeda ntu bisa bergerak karena bannya berputar kan? Bumi bisa bertahan sampe saat ini karena adanya gerak rotasi dan revolusi kan? Nah sekarang coba kalo ban sepeda lw gak berputar, lw pasti diem disitu2 aja kan? Statis, gak kemana2. Coba kalo bumi berhenti berputar? Gw rasa si bakalan kiamat. Sekarang kalo roda kehidupan gak berputar, apa yg bakalan terjadi?
Kalo pendidikan masih dianggep sebagai suatu hal yang konsumtif, sampe kapan juga pendidikan gak bakalan dianggep sebagai sebuah investasi. Pendidikan cuma dijadiin komitmen ma orang2 yg duduk diskusi di departemen ‘tiga huruf’, belom keliatan dalem alokasi anggaran. Mana subsidi pendidikan yg dijanjiin sampe 20%? Kan angka 20% ntu termasuk gede juga kalo kita liat jumlah APBN yg ampe triliunan. Kecipratan angka di belakang komanya doank juga lw bisa buka warteg standar internasional. Trus kenapa masing2 lembaga pendidikan masih tetep aja nyari untung sendiri2? Apa mereka nganggep pendidikan ntu sebagai barang dagangan? Bearti cuman yg bisa beli doank dunkz yg bisa ngerasain pendidikan? Kalo emang pendidikan dianggep sebagai hak tiap manusia, kenapa ada sekat yg misahin antara orang beduit ma orang yg belom beduit? Padahal kita tau kan kalo hak ntu dimana2 barang gratisan. Apa berpendapat ntu harus bayar? Nggak kan. Karena menyuarakan pendapat ntu hak tiap manusia. Orang beduit ma orang yg belom beduit ntu sama2 ngirup oksigen kan? Kalo orang beduit dah bisa napas pake karbondioksida gpp dah, gw masih bisa maklum kalo mereka makhluk yg ‘diistimewakan’ dan layak dapet pendidikan, coz kita gak perlu pusing2 lagi ma global warming.
Apa sampe serendah ntu dunia pendidikan di Indonesia? Dulu kita inget orang2 Indonesia banyak yg dipake di Malaysia buat dijadiin guru. Kita ngebantu negara tetangga kita yg baru merdeka membangun pendidikannya. Emang she sampe sekarang juga banyak rakyat Indonesia yg kerja di Malaysia, tapi jelas bukan jadi guru (ya lw tau sendiri lah mereka disonoh ngapain). Apa nggak malu ma Malaysia. Dulu kita ngekspor pahlawan tanpa tanda jasa ke negeri seberang, sekarang kita ngekspor pahlawan tanpa tali beha. Sekarang mah mao jadi (sori kalo kasar) ‘pembokat’ aja harus ke luar negeri. Indonesia miskin di tanah yang kaya. Kenapa Indonesia miskin? Karena sumber dayanya abis diembatin ma orang asing n orang atas. Kenapa sumber dayanya abis diembatin ma orang asing n orang atas? Karena orang pribumi belom mampu mengolah n memanfaatkan sendiri sumber daya alamnya. Kenapa orang pribumi belom mampu mengolah n memanfaatkan sendiri sumber daya alamnya? Karena belom dapet pendidikan. Mao ditarik petanyaan dari mana juga nyambungnya ke pendidikan2 juga. Emang akarnya disituh.
Kalo sampe kaya gini terus, program pemerintah yg bakalan ngurangin rakyat miskin bakalan berjalan mulus. Bukan karena keberhasilan pemerintah menanggulangi kemiskinan, tapi karena orang miskin banyak yg dah keburu mati kelaparan.
Sob, maafin gw kalo ada kata2 ato tulisan gw yg kedengeran/keliatan telalu munafik.

Selasa, 04 Maret 2008

Let's Play

Kriiiiiing…… suara kuda lagi ngunyah (ya nggak lah, suara teleponilitare tentunya). Gw ambil posisi start lari estafet menuju ke sumber suara. Setelah nelen ‘dehem’, gw mulai pembicaraan.
Gw : “Hula”
Suara di seberang : “Halo Assalammualaikum, bisa bicara dengan Fajar”
Gw : “Waalaikumsalam, Fajarnya lagi latian di Appiano Gentile” (hehehe, jawaban fantasi gw tuh, sebenernya gw jawab)
Gw : “Waalaikumsalam, ya saya sendiri”
Suara di seberang : “Eyh jar, niey gw Habsy”
Gw : “Owh elu Sy, nape?”
Habsy : “Lw masih punya buku Outline gak?’
Gw : “Gak tau dah, kayanya si masih ada, mang napa?”
Habsy : “Gw pinjem dunkz”
Gw : “Ya nanti gw cari dulu, ntar kalo ada gw kasih tau lagi dah”
Habsy : “Yaudah makasih ya”
Gw : “Eh…eh…. Sy, ntar dulu, lw punya sepatu bola gak?”
Habsy : “Sepatu bola? Buat apaan?”
Gw : “Gw pengen ngeband. Ya buat maen bola lah, ada gak? Kalo ada gw mau pinjem niey” (kayaknya sugesti ‘Take and Give’ mengalir deras dalam tubuh gw, buktinya gw gak mau kalah dalam hal pinjem – meminjem enih, ckikikik)
Habsy : “Gak tau dah, nanti gw cari dulu dah”
Gw : “Yaudah thx juga yak”

Setelah beberapa hari, dia gak nelpon2 juaga, akhirnya gw yang nelpon dia duluan (Hampir pasti, she Habsy juga menganut sugesti yang sama, ‘Take and Give’)
Gw : tut….tut….gujes..gujes…tut….tut…..gujes….gujes…(belon diangkat ma dy)
Habsy : “Halo Assalammualaikum”
Gw : “Waalaikumsalam. Sy niey gw Fajar”
Habsy : “Iya, dah ketemu belon Outline nya?”
Gw : “Udah, niey ada”
Habsy : “Yaudah lw kerumah gw ya, bawa Outline nya sekalian”
Gw : “Trus sepatu nya ada gak?”
Habsy : “PS 1? PS 1 gw dah rusak jar!”
Gw : “Yah rusak yak, rusak napah?”
Habsy : “Gak tau, CD nya gak muter”
Gw : “Benerin dunkz” (kayaknya gw nimpalin gila niey, tidak adakah relawan yang bersedia untuk menyatukan benang merah antara gw ma Habsy? Untung gw sadar sendiri)
Gw : “Sepatu Sy, bukan PS 1, sepatu bola, ada gak?”
Habsy : “Owh sepatu, belom gw cari si, tapi ada kayaknya, yaudah lw ke rumah gw aja”
Gw : “Kapan? Sekarang lw lagi di rumah gak?”
Habsy : “Iya, gw lagi di rumah”
Gw : “Yaudah gw kesana sekarang yak”
Habsy : “Yaudah, gw tunggu lw di rumah, masih inget kan jalannya?”
Gw : (Perang batin dimulai. Kalo gw bilang dah lupa, urusannya bakal panjang lagi, coz pasti gw disuruh nunggu di suatu tempat n dah ketebak gua bakal nunggu lama. Kalo gw bilang masih inget, kenyataannya gw mang dah agak lupa. Terlalu trauma gw ma komplek, ya sama anjing2nya, ya sama jalannya yang belak – belok, tapi gw harus mutusin) “Iya, gw masih inget” (genderang uji ingatan pun ditabuh)

Pikiran lw kudu dibersihin tuh (iya eluh, yang baca blog enih). Lw pikir gw bakal nyasar kan? Muter2 di blok ntu2 juga, trus dikejar2 anjing (Udahlah, jangan ceritain masa lalu. Jadi yang pikirannya kudu dibersiin ntu gw ato eluh?). Nyatanya gw masih inget dan membawa pulang sepatu dengan damai. Let’s Play.

Minggu, 02 Maret 2008

MATIKU

'Dia nyuruh gw bernafas, tapi 'dia' (secara tidak sengaja) juga menyekap gw pake karbonmonoksida___(edisi ralat)

Jumat, 22 Februari 2008

OPERATIONALITARE

Akhirnya bangun juga, hehe. Niey bukannya bangun, tapi lagi mendusin aja, coz mimpi buruk she, jadi bangun dulu buat minum aer putih, tapi ntar juga tidur lagi, ckikikik. Okay kita mulai aja pelajaran hari ini. Sekarang gw lagi mao cerita tentang pengalaman operasi kecil gw yg baru aja lewat (caelah lagunya khan!!!).
Begini lhow, dah lama banget gw ngerasain sakit di telapak kaki gw. Gw pikir ada batu ato something’s wrong di dalemnya, gw korek2 aja niey kaki yg bentar lagi dapet sepatu emas pake jarum. Korekan pertama gw gak nemu apa2. Ternyata sakitnya belon juga ilang. Sekarang sakitnya pake kombinasi gitu, kadang sakit – kadang kagak. Yawdahlah masih bisa gw tahan, mang sakitnya juga gak seberapa, tapi lama2 gw kesel juga kalo lagi kambuh, akhirnya gw melancarkan aksi korekan kedua.
Pas gw korek yang kedua kali, bukan batu ato something’s wrong yg gw dapet, malah tai kuping (halah, becanda2, masa iya tai kuping nyasarnya jauh banget ampe ke ujung cumi). Cuwek, gw belon dapet apa2. Gw biarin dah tuh batu n something’s wrong ntuh lolos buat kedua kalinya, tapi mang dasar gak enak, mao di pakein kecap sama daon bawang juga tetep aja gak enak niey kaki kalo diajak jalan kalo masih ada batu ato yg gw sebut something’s wrong ntuh. Gw penasaran ma isi dalem telapak kaki gw, kali aja ada kupon nonton Derby Milan gratis. Gw mutusin, gw pengen kayak pelem2 Hollywood, mereka selalu melakukannya tiga kali. Berapa???? Tiga kali……
Korekan ketiga, gw gak mao gagal lagi, makanya gw pake alat yang lebih canggih dikit. Kali ini gw gak cuman pake jarum, tapi gw juga mengikutsertakan peniti, aer anget, kaen sama tekad yang lebih bulet botoh lagi (qo lw satu pikiran ma gw? Gw juga gak ngeliat ada perbedaan di operasi ketiga enih). Gw pegang jarum di tangan kanan, peniti di tangan kiri, kaen di atas paha dan aer anget di gelas gede. Lalu gw mulai menyulam (weleh2, bukan gini skenarionya). Ya lw pikirin sendiri dah skenarionya, kalo dah dapet yang menurut lw bagus, ntar kasih tau gw, trus kita cocokin skenario kita, gituuuu (bibirnya di cute-cutein).
Okay gw umumin aja dah langsung hasil dari operasi gw yg ketiga enih. Ternyata yg jadi penghuni telapak kaki gw berminggu2 ntu. Yang bikin gw susah tidur ntu. Yang bikin jalan gw anggun ntu. Yang bikin gw selalu pengen buat puisi ntu (waelah). Ternyata tersangkanya ntu belon ketauan juga alias operasi ketiga gw juga gagal.
Gw gak mao ambil pusing ma penyakit gw yang enih. Gw pikir ntar juga sembuh sendiri. Malah gw punya pemikiran brilliant tentang kaki gw enih. Gw pikir, gw bakalan dapet warisan ato semacem titisan bakat dari Giuseppe Meazza. Wah gw mulain mikir yg tinggi2 niey. Misalnya gw bakalan jadi pemaen bola hebat. Legenda Inter akan bereinkarnasi dalam balutan tubuh gw dan yang penting gw bisa ngebela Inter make kaki gw. Weleh2, hebat banget kan kalo gw jadi pemimpi.
Mimpi gw sedikit terusik coz kaki gw lama2 bener2 sakit, trus lobang karya kerajinan tangan gw yang pake jarum ntu mulain gede, gede dan gede. Pikiran indah gw tentang Inter gw sudahi dulu dan gw ganti dengan pikiran gw yg takut kaki gw inpeksi. Gw mulain parno, takut ini-itu n bla bla bla bla. Akhirnya gw nyerah dah ngadepin penyakit yang satu enih. Gw kasih yang dah pengalaman n punya ijazah aja buat nanganin penyakit gw. Yak bener banget, ke dokter.
Singkat cerita, gw dah sampe di rumah sakit, lebih tepatnya klinik, trus gw ketemu ma dokternya. Ada percakapan antara aku dan dirinya (waelah).
Dokter : “Sakit apa De?” (ternyata gw masih muda)
Gw : “Ini Dok, kaki saya sakit (trus gw angkat kaki gw kedepan mukanyah, hahaha, ya nggak lah).
Dokter : “Wah kalo ntu ada daging numbuh, harus dipotong” (sakti niey dokter, padahal kaki gw belon dipegang acan2, tapi dah tau aja isi penyakitnya).
Gw : (dunia seakan berenti berputar, angin pun gak mau berembus, hingga anak kecil pun bete ma layangannya coz gak naek2) “Dipotong apanya Dok?”
Dokter : “Ya daging yang numbuh itu, kamu harus dioperasi kecil”
Gw : (dunia kembali berputar, angin pun kembali berembus tapi tampang bete di wajah anak kecil ntu belum juga berubah coz layangannya yang dah naek, putus diadu ma orang).
Kembali ke gw, gw masih belom bisa ngomong
Dokter : “Kalo cuma saya kasih obat pecuma aja, 3 hari lagi juga kambuh lagih”
Gw : “Mang kalo operasi berapa biayanya Dok?”
Dokter : “Ya emang she cukup mahal, sekitar 60-70 rebuan lah”
Gw : “Ada obat kebalnya kan Dok?”
Dokter : “Saya juga gak tega ngoperasinya kalo gak ada obat kebalnya”
Gw : “(dengan pertimbangan yang cuman seumur jagung, akhirnya gw berani2in diri gw buat operasi). Yaudah Dok, silahkan dah”
Dokter : “Yaudah, kamu tiduran disitu”.
Entah cotton bathnya lagi abis, dengerin mp3, kupingnya pake headset ato mang lagi khilaf, gw kan bilang obat kebal kan tuh ya (lw liat lagi dah diatas), kenapa dia ngambil alat yang diistilahin ‘Most Amazing Hit People Mentality” ato bahasa kedokterannya “Suntikan”. Wiiiiiwwwwhhhh. Padahal gw belon bikin surat wasiat.
Sang Dokter menancapkan jarum suntiknya di lobang hasil karya gw ntu. Beeehhh….sampe berasa tulang gw. Gak berenti sampe situ, Sang Dokter juga memutar2 jarum suntiknya di TKP. Percaya ato gak, gw sampe nguarin keringet ijo (sebangsa keringet yang masih muda n belon layak keluar). Setelah puas dia memutar2, akhirnya selese juga.
Gw : “Udah Dok?”
Dokter : (dengan cengirannya yang ‘aneh’, dia menjawab simpel) “Saya belom ngapa2in, nguarin alat2 operasinya aja belom”
DUEENK…..DENK…..DENK………………
Ternyata uji nyali baru akan di mulai. Gw she gak kesel dia ngejawab kaya gitu, yang gw sayangkan kenapa ada cengiran macem ntu, penuh tanda tanya. Mugkin lebih banyak tanda tanyanya cengiran Dokter enih daripada cengirannya Mona Lisa.
Singkat cerita, operasi pun dah selese. Ternyata pake ada acara jait2annya segala Men. Gw saranin niey yak buat semua Fakultas Kedokteran di Indonesia, kalo perlu di dunia sekalian buat naroin pelajaran keterampilan menjait disela2 pelajaran laen. Gpp dah kalo cuman jadi muatan lokal (mulok) doank juga. Lagyan gw kesel banget, jaitannya ntu ancur seancur2nya, malah lebih bagus dari jaitan tukang sol langganan gw. Tapi perlu lw catet n garis bawahi, kalo perlu lw cetak tebel n pakein stabilo. Walopun waktu operasi sakitnya ya Masya Allah, tapi gw gak jejeritan cuy. Ntu buat nunjukin ke lw (iya elu, sape lagi?) kalo gw bener2 lanang (waelah bang).
Dokter : “Nanti dua hari sekali kesini lagi ya buat ganti perban, trus jangan sampe kena aer dulu ya”.
Jadilah gw mandi pake posisi anjing ngencing.

(dua hari kemudian)

Gw : “Assalammualaikum”
Dokter : “Waalaikumsalam, sebentar ya”. Kedengeran suara Dokter dari dalem. “Oh, mau ganti perban ya?”
Gw : “Iya”
Dokter : “Yaudah duduk disitu”
Heran gw ma Dokter yang satu enih, demen banget nyiksa bos. Gw dateng ke kliniknya kan dengan wajah yang gw manis2in penuh dengan kedamaian dengan judul “ganti perban”, tapi apa yang gw dapet, dia mencet2 hasil kerajinan dia di kaki gw dengan sebilah gunting, lalu ngluarin pertanyaan yang bener2 susah gw jawab sampe2 gw ngelus dada.
Dokter : “Sakit nggak?” (sambil mencet2 tentunya)
Gw : “Sakit Dok, masih sakit” (namanya juga kerajinan tangan baru dua hari, ya masih basah)
Dokter : “Ah masa she, saya aja gak sakit”
Gw : (merenung, lagi mikirin kalo bunuh orang, hukumannya penjara berapa taun yak, palagi ini Dokter, mungkin lebih lama lagi hukumannya daripada ngebunuh warga biasa. Akhirnya gw urungkan niat gw, hehehehehe).
Dokter: “Nanti seminggu lagi dah bisa dibuka jaitannya”
Gw : “Kesini lagi Dok?”
Dokter : “Mang kamu bisa buka jaitannya sendiri?”
Gw : “Ya gak bisa Dok”
Dokter : “Nah ntu kan lw tau” (kira2 jawabannya gitu, gw bisa liat dari sorotan matanya)
Gw janji dalem hati gw, ntu adalah ganti perban yang pertama dan terakhir buat gw. Bosen gw dijadiin objek fantasinya dia.

(dua minggu kemudian)

Gw : “Assalammualaikum”
Dokter : “Waalaikumsalam. Qo baru dateng lagi, kemaren2 kemana?”
Gw : “Ujan terus Dok”
Dokter : “Mang ujannya gak berenti2?”
Gw : “Ya kalo ujan jadi males keluarnya Dok” (gw gak mo kalah ma ni Dokter)
Dokter: “Coba saya liat”
Lalu dia mengambil gunting andalannya lagi. Gw bisa sebut gunting andalannya coz ada nomor 212 nya di guntingnya ntuh (kaya Wiro Sableng aja ni Dokter. Wironya she kaga, cuman sablengnya aja nyang iya). Kaki gw pun dijadiin objek fantasinya dia lagi.
Dokter: “Dah gak sakit kan?” (sambil mencet2 hasil kerajinan tangan dia di kaki gw pake gunting).
Gw : “Dok kalo kesel sama Istri jangan maarahnya ke saya donk” (tentunya ntu juga Cuma fantasi gw dalem hati alias gw gak beneran ngomong kaya gitu). Teserah dah lw mao apain juga, yang penting dah gak sakit, hweeekkkzzz.
Akhirnya dia ngegunting jaitannya yg ada di kaki gw terus dia perbanin kaki gw lagi.
Dokter : “Dua hari lagi perbannya boleh di buka”
Gw : “Makasih ya Dok” (dengan muka manis dan selalu manis)
FREEDOM…… Akhirnya gw bebas juga dari belenggu Kompeni, sekarang tinggal nunggu sembuhnya aja, hwehehehehehe. Tapi gw tetep berterima kasih qo ma ntuh Dokter, berkat ‘tangan dinginnya’, kaki gw dah mendingan sekarang.
Buat tambahan. Setelah gw bertemu dengan ahli Feng Shui, ternyata kata dia penyakit nyang gw derita ntu namanya ‘Mata Iwak’ (bukan iwak yang rapper ntu lho) ato ‘Mata Ikan’. Caelah namanya gak berbobot banget. Jauh banget bobotnya ma pengorbanan gw yg rela gak ngikut ngadu bola. Fyuuuh…. Tenang aja, Fantasista segera hadir lagi, hehehehe.

Rabu, 02 Januari 2008

Bangun Mas

Lama juga ya gw gak posting lagi, abis serba susah she. Tapi gw gak mao certain tentang kesusahan gw dalam mosting, coz telalu complicated, gw yakin lw gak bakal ngerti. Sekarang gw mao cerita tentang taun baruan gw yg baru aja lewat, tentu masih anget dunkz. Malem taun baru, gw ma temen2 (Rosad, Cimenk, Boim, Gedoy n cewenya) rencananya mao pergi ke senayan. Ntu juga rencana dadakan, coz mang baru direncanain abis Isya. Sebenernya hamper 80% temen2 gw pada pergi Touring ke GB (Gunung Bunder), tapi gw gak bias ikut, coz motor gw pajeknya dah tewas + akomodasi kesana yg gak murah.. Akhirnya gw rela dah jaga kampoeng, hehehe.
Singkat cerita, gw baru sampe di BBS (sekitar 10 km dari rumah gw) ujan dah turun gwede banged. Akhirnya gw ngaub aja dah (bahasa orang sinih yg artinya neduh). Gw tungguin ampe jem 9 lewat dikit, ujan baru berenti males2an (bentar ujan, bentar kaga). Akhirnya gw berangkat lagi tuh sekitar jem 9.30an. Pas mau berangkat, cewenya gedoy minta pulang. Caelah, baru jem segitu dah minta pulang. Padahal yg ngajakin ke Senayan ntu ya dia, tp dia juga yg minta pulang duluan. Jadinya cuman 4 “pria kesepian” aja yang pergi. Setelah beberapa kali ngaub karena ujan yg angot2an, akhirnya gw sampe jg di senayan. Sepi euy. Yaeyalah, wong pusat acara Jakarta ntu di Monas n Ancol. Sialan banget khan, udah yg ngajak pulang duluan, keujanan, sampe sonoh cuman muter2 doang di GBK. Ancur banget da ah. Akhirnya gw pulang aja, walopun belon jem 12. Gw sampe rumah jem sengah satu & gw juga bawa oleh2 dari Senayan, yaitu aer ujan senayan (cing, ternyata rasanya sama aja kayak aer ujan pondok cabe).
Menyambut taun 2008, gw harus berpisah sama My Lovely Sweety Hp. Hp gw dah dijual bos, sekarag gw gak megang hp. Jadi buat temen2 gw, jangan sms gw dulu yak (pede dahsyat g, mang sapa yg mao sms gw?hehehe). Selaen kabar ntu, ada kabar bagusnya juga, sertifikat TI yg dah lama dinanti, akhirnya nongol juga. Dari dulu gw dah nunggu nih sertifikat, rencananya she buat nyari kerja, tapi pas gw dah dapet sertifikatnya, gw malah bingung harus naro lowongan dimana.
Hadoh, serba salah aja yak gw. Otak gw mang lagi gak beres niey, banyak banget masalah. Gw takutnya depresi. Gw pengen she ceritain masalah enih ke temen gw, tapi anak2 deket rumah gw belon bias gw kasih kepercayaan buat denger, megang sekaligus nyelesain masalah ini. Ada juga she beberapa temen gw, tapi bukan temen rumah, yg bisa gw percaya, tp gw sekarang lg gak megang hp, lagyan gak enak kan kalo diceritain leawt sms. Ribet, ruwet n complicated. Hoaaaaahh. Tidur panjang lagi ah.